CILACAP – Dinamika pengembangan desa wisata di Kabupaten Cilacap mengalami babak baru. Setelah empat tahun berjalan, sebanyak lima desa wisata memutuskan untuk mengundurkan diri dari statusnya. Langkah ini memantik perhatian publik dan mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh desa wisata yang ada.
Desa Wisata Mundur Usai Masa Kepengurusan Berakhir
Lima desa yang mengundurkan diri dari status desa wisata adalah:
-
Desa Karangsari (Kecamatan Adipala)
-
Desa Kesugihan Kidul
-
Desa Mentasan (Kecamatan Kawunganten)
-
Desa Mandala (Kecamatan Jeruklegi)
-
Desa Cisuru (Kecamatan Cipari)
Menurut Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Disparpora Cilacap, Titi Suwarni, pengunduran diri tersebut bukan bentuk kegagalan, melainkan bagian dari proses evaluasi reguler sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan Desa Wisata.
“Evaluasi dilakukan setiap empat tahun. Jika sebuah desa dinilai belum cukup aktif atau belum memenuhi indikator yang ditentukan, maka statusnya bisa ditinjau kembali,” jelas Titi pada Rabu, 3 Juli 2025.
Evaluasi Desa Wisata Diterapkan Secara Menyeluruh
Disparpora Cilacap saat ini tengah menjalankan proses evaluasi menyeluruh terhadap seluruh desa wisata aktif di wilayah tersebut. Dari total 30 desa wisata yang terdaftar sejak 2020, kini tersisa 25 desa aktif setelah lima desa mengundurkan diri.
Evaluasi ini mencakup:
-
Penilaian dokumen administratif (Juli–Agustus 2025)
-
Penilaian lapangan dan aktivitas wisata (September–Oktober 2025)
Hasil dari evaluasi ini akan menentukan klasifikasi baru desa wisata: rintisan, berkembang, atau maju. Klasifikasi tersebut nantinya akan ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Bupati.
Alasan Pengunduran Diri: Minim Aktivitas dan Geliat Wisata
Lima desa yang mundur menyatakan bahwa belum ada geliat atau aktivitas wisata yang cukup signifikan dalam empat tahun terakhir. Namun demikian, mereka tetap memiliki peluang untuk kembali mendaftar sebagai desa wisata apabila ke depan sudah siap secara infrastruktur, pengelolaan, dan potensi wisata.
“Tidak ada larangan untuk mencoba lagi. Justru kami berharap mereka bisa lebih siap di masa mendatang, karena kami ingin desa wisata betul-betul aktif dan berdampak positif bagi ekonomi masyarakat,” tambah Titi.
Peluang dan Tantangan Desa Lain untuk Menjadi Desa Wisata
Cilacap tetap membuka peluang bagi desa lain untuk menjadi desa wisata, namun dengan kriteria yang lebih selektif. Menurut Titi, setiap desa yang mendaftar harus memenuhi syarat minimal, seperti:
-
Memiliki paket wisata yang jelas
-
Adanya potensi kunjungan wisatawan
-
Kemampuan dalam menggerakkan ekonomi warga setempat
Langkah ini bertujuan agar desa wisata tidak hanya dibentuk secara administratif, tetapi juga aktif secara ekonomi dan sosial budaya.
Dorongan Inovasi dan Pengembangan Potensi Lokal
Pemkab berharap proses evaluasi ini dapat menjadi momentum kebangkitan desa wisata di Cilacap. Dengan klasifikasi yang lebih tegas dan seleksi yang ketat, diharapkan hanya desa yang benar-benar siap dan inovatif yang dapat bertahan dan berkembang.
Pengembangan potensi lokal seperti budaya, kerajinan, kuliner, hingga wisata alam, menjadi fokus utama yang harus diperhatikan oleh setiap desa wisata. Selain itu, kolaborasi antara perangkat desa, kelompok sadar wisata (Pokdarwis), dan masyarakat juga menjadi kunci keberhasilan jangka panjang.
Kesimpulan
Pengunduran diri lima desa wisata di Kabupaten Cilacap menandai pentingnya proses evaluasi yang berkala dan objektif dalam pengelolaan sektor pariwisata berbasis desa. Langkah Pemkab Cilacap yang melakukan evaluasi menyeluruh menunjukkan komitmen dalam meningkatkan kualitas, bukan sekadar kuantitas desa wisata.
Dengan sistem klasifikasi dan syarat yang lebih selektif, diharapkan hanya desa yang benar-benar siap dan memiliki potensi nyata yang dapat berkembang dan berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Desa-desa yang mundur pun masih memiliki peluang untuk bangkit dan kembali menjadi bagian dari gerakan desa wisata di masa depan.
Evaluasi ini bukan akhir, melainkan titik tolak menuju penguatan identitas wisata lokal yang berdaya saing dan berkelanjutan. Ke depan, sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan pelaku pariwisata akan menjadi kunci agar desa wisata di Cilacap mampu menjadi destinasi unggulan, baik di tingkat regional maupun nasional.
Sumber : radarbanyumas