Festival Meriah di Laguna Pantai Glagah
Kulonprogo kembali menghidupkan pariwisata dengan menggelar Festival Perahu Wisata Hias di Laguna Pantai Glagah, Kapanewon Temon, pada Sabtu (4/10/2025). Event yang diinisiasi oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Kulonprogo ini menghadirkan 45 perahu wisata yang dihias meriah oleh para pelaku wisata setempat.
Festival ini berlangsung di akhir pekan sehingga mampu menarik ribuan wisatawan lokal maupun luar daerah untuk datang menyaksikan suasana semarak di kawasan pantai selatan DIY tersebut.
Lomba Perahu Hias dengan Kriteria Ketat
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Dispar Kulonprogo, Sutarman, lomba perahu wisata hias tidak sekadar ajang hiburan, melainkan juga kompetisi untuk menentukan yang terbaik.
Adapun kriteria penilaian meliputi:
- Estetika: keindahan dekorasi dan keselarasan warna,
- Kebersihan: perawatan perahu agar tetap layak digunakan,
- Kreativitas: ide dekorasi yang unik,
- Inovasi: konsep baru dalam menghias,
- Kegunaan: fungsionalitas perahu setelah dihias,
- Daya Tarik: kemampuan memikat wisatawan.
Kebebasan berkreasi tetap diberikan kepada peserta, dengan catatan tidak mengandung unsur SARA atau rasisme.
Tujuan Festival: Tingkatkan Layanan Wisata
Sutarman menegaskan bahwa festival ini bukan hanya seremoni tahunan, melainkan upaya meningkatkan kualitas layanan wisata di kawasan Pantai Glagah. Perahu-perahu yang tampil sebagai pemenang nantinya akan tetap digunakan dalam operasional wisata, sehingga wisatawan bisa menikmati pengalaman berperahu dengan dekorasi menarik.
“Tujuannya memang untuk lebih menggairahkan layanan yang diberikan oleh kapal di Laguna Pantai Glagah,” ujarnya.
Dukungan Danais DIY 2025
Pelaksanaan festival ini mendapat dukungan penuh dari Dana Keistimewaan (Danais) DIY 2025. Berkat bantuan tersebut, masing-masing peserta menerima insentif sebesar Rp1,5 juta sebagai modal untuk mempercantik perahu mereka.
Selain itu, lomba ini memberikan penghargaan khusus berupa uang pembinaan bagi lima peserta terbaik. Hal ini semakin memacu kreativitas para pelaku wisata untuk menghadirkan karya terbaiknya.
Daftar Pemenang Festival Perahu Hias
Dari 45 peserta, panitia menetapkan lima pemenang utama, yakni:
- Karya Mandiri – Juara Pertama
- Malindo – Juara Kedua
- Arrozak – Juara Ketiga
- Nur Illahi 2 – Juara Keempat
- Nur Illahi 1 – Juara Kelima
Festival ini dinilai efektif untuk meningkatkan citra Pantai Glagah sebagai destinasi unggulan Kulonprogo, sekaligus mendorong pelaku wisata lokal untuk terus berinovasi.
Kreativitas Peserta: Dari Ornamen hingga Legenda
Salah satu peserta, Nunik Wijayanti dari kelompok perahu wisata Malindo, mengungkapkan bahwa persiapan dilakukan jauh hari sebelum lomba. Konsep dekorasi yang diusung kelompoknya terinspirasi dari legenda Nyi Roro Kidul, sosok ikonik yang identik dengan pantai selatan Jawa.
“Nyi Roro Kidul kami usung karena merupakan sosok ikonik yang erat kaitannya dengan pantai selatan,” jelasnya.
Dengan mengangkat tema-tema budaya lokal, peserta tidak hanya memperindah perahu, tetapi juga memperkuat identitas kearifan lokal yang bisa menjadi nilai tambah bagi wisatawan.
Promosi Wisata Kulonprogo
Festival perahu wisata hias ini kini menjadi agenda tahunan yang selalu dinanti. Selain memberikan hiburan, kegiatan ini terbukti efektif sebagai media promosi wisata Pantai Glagah.
Event semacam ini juga membuka ruang bagi pelaku wisata untuk meningkatkan keterampilan, kreativitas, serta kolaborasi dalam menghadirkan layanan terbaik bagi wisatawan. Dengan adanya festival, Pantai Glagah semakin dikenal bukan hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena inovasi dan kreativitas masyarakat lokal dalam menjaga daya tarik wisata.
Kesimpulan
Festival Perahu Wisata Hias di Laguna Pantai Glagah 2025 menjadi bukti sinergi antara pemerintah, pelaku wisata, dan masyarakat. Dengan 45 perahu yang dihias penuh kreativitas, ajang ini sukses menghadirkan tontonan menarik sekaligus sarana promosi yang efektif.
Lebih dari itu, festival ini juga memperkuat posisi Pantai Glagah sebagai destinasi unggulan Kulonprogo, yang tidak hanya menawarkan panorama pantai selatan, tetapi juga pengalaman wisata berbasis budaya dan inovasi.
Sumber: jogjapolitan.harianjogja.com