Pariwisata berkelanjutan kini menjadi fokus utama bagi pemerintah daerah, termasuk Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, upaya nyata terus dilakukan agar desa-desa wisata tidak hanya menjadi nama dalam dokumen administratif, tetapi benar-benar hidup dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Plt Kepala Dispar Kukar, Arianto, menegaskan bahwa pengelolaan desa wisata harus aktif, melibatkan masyarakat, serta berorientasi pada potensi lokal.
Desa Wisata Harus Dikelola Secara Nyata, Bukan Sekadar Nama
Dalam pernyataannya pada Selasa, 1 Juli 2025, Plt Kadispar Kukar, Arianto, menekankan pentingnya pengelolaan desa wisata yang tidak berhenti pada pencatatan administratif semata. Menurutnya, desa wisata yang sukses adalah desa yang memiliki kegiatan nyata yang menarik bagi wisatawan.
“Desa wisata harus benar-benar hidup, dengan adanya aktivitas yang menarik bagi pengunjung, bukan hanya sebagai nama tanpa adanya pengelolaan yang berkelanjutan,” ujar Arianto.
Pernyataan ini menegaskan bahwa eksistensi desa wisata Kukar sangat tergantung pada aktivitas riil di lapangan, seperti atraksi budaya, produk lokal, ekowisata, dan pelayanan pariwisata yang dikelola masyarakat setempat.
Strategi Dispar Kukar: Pelatihan, Promosi, dan Sarana Penunjang
Langkah-langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas desa wisata secara menyeluruh, sehingga desa tidak hanya mampu menerima kunjungan wisatawan, tetapi juga mengelolanya secara mandiri dan berkelanjutan.
“Kami memberikan pelatihan, pembinaan kelembagaan, promosi, dan bantuan sarana pendukung wisata berbasis potensi lokal,” terang Arianto.
Pariwisata Berbasis Masyarakat: Kunci Pemberdayaan dan Pelestarian
Dispar Kukar mengedepankan pendekatan pariwisata berbasis masyarakat sebagai fondasi pengembangan desa wisata. Dalam pandangan Arianto, desa wisata bukan hanya tempat rekreasi, tetapi juga wahana pemberdayaan masyarakat dan pelestarian budaya lokal.
Pendekatan ini selaras dengan visi Kukar untuk membangun sektor pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan. Masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tetapi pelaku utama yang menggerakkan ekonomi desa.
“Desa wisata bukan hanya soal destinasi, tapi juga tentang pemberdayaan masyarakat lokal dan pelestarian budaya serta alam sekitar,” tambah Arianto.
Contoh Desa Wisata Aktif di Kukar
Saat ini terdapat beberapa desa wisata di Kukar yang telah menunjukkan geliat positif dalam mengembangkan potensi lokalnya. Beberapa di antaranya:
-
Desa Kedang Ipil, Kecamatan Kota Bangun Darat
-
Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun
-
Desa Kersik, Kecamatan Marangkayu
-
Desa Lung Anai, Kecamatan Loa Janan
Desa-desa ini aktif melakukan inovasi dalam pengelolaan wisata, mulai dari festival budaya lokal, pelestarian alam, hingga penyediaan homestay dan pemandu lokal yang terlatih.
Kesimpulan: Desa Wisata Aktif, Pariwisata Kukar Lebih Hebat
Pernyataan Plt Kadispar Kukar menjadi pengingat bahwa pengelolaan desa wisata harus dilakukan secara aktif dan berkelanjutan. Dengan melibatkan masyarakat, memanfaatkan potensi lokal, serta dukungan penuh dari Dispar Kukar, desa wisata dapat tumbuh menjadi destinasi unggulan yang tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga mengangkat taraf hidup masyarakat desa.
Desa wisata Kukar bukan hanya soal tempat, tapi tentang bagaimana masyarakat menghidupkan potensi yang ada untuk masa depan yang lebih sejahtera dan lestari.
Sumber : poskotakaltimnews