Membangun Desa Wisata Mandala Mekar: Menuju Kemandirian dan Ketangguhan di Kabupaten Bandung

Pariwisata telah terbukti menjadi salah satu sektor strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah. Di Jawa Barat, banyak daerah yang sukses memanfaatkan potensi wisata lokalnya sebagai motor penggerak pembangunan, termasuk dalam hal peningkatan pendapatan masyarakat, penciptaan lapangan kerja, hingga pengentasan kemiskinan.

Kabupaten Bandung merupakan salah satu daerah yang memiliki kekayaan potensi wisata yang sangat besar, mulai dari keindahan alam, pertanian, seni, hingga budaya lokal yang khas. Dalam upaya mengangkat potensi tersebut, Desa Mandala Mekar kini hadir sebagai contoh nyata desa wisata yang sedang bergerak maju menuju kemandirian dan ketangguhan ekonomi berbasis komunitas.

Keindahan Alam dan Potensi Lokal Mandala Mekar

Terletak di kawasan perbukitan Bandung Utara, Desa Mandala Mekar dianugerahi lanskap alam yang memesona: hamparan sawah hijau, aliran sungai jernih yang menghidupi pertanian warga, serta hawa sejuk khas pegunungan. Kekayaan ini tidak hanya menjadikan desa ini layak dikunjungi, tetapi juga menyimpan potensi besar sebagai destinasi wisata berbasis alam dan budaya.

Warga Desa Mandala Mekar juga memiliki berbagai keterampilan produksi makanan lokal seperti peyeum singkong, kue aliagram, dan aneka camilan lainnya. Produk-produk ini telah dikelola dalam skala UMKM yang kini menjadi kekuatan ekonomi desa. Tak hanya itu, café-café modern juga mulai bermunculan, menjadi magnet bagi wisatawan muda yang menyukai suasana santai dan estetika alam.

Menuju Desa Wisata Edukasi dan Mandiri

Tidak berhenti pada potensi alam dan kuliner, Mandala Mekar juga menyimpan peluang besar dalam wisata edukasi, terutama melalui peternakan sapi dan domba yang dikelola warga. Hal ini menjadi fokus dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan oleh Pusat Pemberdayaan Desa Universitas YARSI, bekerja sama dengan Kantor Desa Mandala Mekar pada 19 Juli 2025 lalu.

Kegiatan ini mencakup advokasi dan workshop bertema “Pengelolaan Desa Wisata Berbasis Komunitas”, yang dihadiri oleh warga, perangkat desa, pengurus PKK, pelaku UMKM, dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Dalam sesi tersebut, para pemateri dari Universitas YARSI seperti Dr. Nurul Fajri Chikmawati, SH., MH., Dr. Liza Evita, SH., MHum., dan Dr. Muhammad Faizal, SE., MS.Ak. berbagi wawasan dan strategi penting dalam mengelola desa wisata yang berbasis pada potensi lokal.

Kehadiran Ferdi Setia Primahadian, S.Sos., sebagai pelaku pariwisata dari Desa Wisata Cibiru Wetan juga menambah nilai praktik dalam kegiatan ini. Ia berbagi pengalaman tentang bagaimana pengelolaan kreatif dan kolaboratif dapat membawa perubahan nyata dalam desa wisata.

Langkah Strategis Menuju Desa Wisata Tangguh

Dari kegiatan tersebut, dihasilkan sejumlah rekomendasi strategis untuk pembangunan Mandala Mekar sebagai desa wisata tangguh dan mandiri, antara lain:

  1. Peningkatan Kapasitas SDM
    Masyarakat sebagai pelaku utama harus memiliki kesadaran, keterampilan, dan kemandirian dalam mengelola potensi wisata secara profesional dan berkelanjutan.

  2. Diversifikasi Destinasi Wisata
    Pengembangan destinasi tidak boleh stagnan. Harus ada inovasi destinasi berbasis segmen seperti wisata edukasi, wisata keluarga, maupun eco-tourism yang disesuaikan dengan karakter alam dan budaya desa.

  3. Promosi Berbasis Digital dan Media Sosial
    Keberadaan media sosial harus dimanfaatkan secara maksimal sebagai media promosi efektif. Desa wisata yang aktif secara digital akan lebih mudah menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara.

  4. Kolaborasi dan Jaringan Kemitraan
    Dukungan perguruan tinggi, pelaku usaha, dan pemerintah daerah sangat penting untuk menopang pengembangan desa wisata secara menyeluruh dan terpadu.

Penutup: Kolaborasi Menuju Masa Depan Cerah

Kegiatan yang dibuka oleh Sekretaris Desa, Ibu Ating Sumarni, S.Pd., ini menandai awal penting menuju perubahan positif di Mandala Mekar. Partisipasi aktif warga, kolaborasi lintas sektor, dan komitmen bersama menjadi fondasi dalam membangun desa wisata yang bukan hanya menarik secara visual, tetapi juga kuat dari sisi ekonomi, sosial, dan budaya.

Di akhir kegiatan, sesi foto bersama dipandu oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas YARSI — Bagus Rizky Prana dan Farhan Iskandar — yang turut aktif dalam pelaksanaan acara. Ini menunjukkan sinergi yang erat antara akademisi dan masyarakat desa sebagai kunci keberhasilan pembangunan desa wisata berbasis komunitas.

Dengan potensi dan semangat kolaboratif yang tinggi, Desa Wisata Mandala Mekar Kabupaten Bandung berpeluang besar menjadi model desa wisata mandiri dan tangguh di Jawa Barat, bahkan Indonesia.

Sumber : jurnalpost.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top