Libur Sekolah, Desa Wisata Edukatif Jadi Andalan di Sumatera Barat

Libur sekolah menjadi momen yang ditunggu banyak keluarga untuk melepas penat sekaligus mengisi waktu dengan kegiatan bermanfaat. Di tengah maraknya destinasi wisata komersial, pemerintah daerah Sumatera Barat justru mengangkat potensi lokal melalui pengembangan desa wisata edukatif. Tidak hanya menawarkan hiburan, desa wisata ini juga menghadirkan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi pelajar.

Desa Wisata: Perpaduan Liburan dan Pendidikan

Dinas Pariwisata Sumatera Barat menyiapkan berbagai pilihan destinasi yang menekankan pada aspek edukatif, terutama yang berada di kawasan desa wisata. Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata, Fajri Hidayat, menyebutkan bahwa terdapat 338 desa wisata yang telah disiapkan untuk mendukung liburan sekolah tahun ini.

“Desa wisata memberikan ruang interaksi langsung yang mendidik antara wisatawan, khususnya anak-anak, dengan kearifan lokal yang masih lestari,” ungkap Fajri pada Kamis (26/6/2025).

Konsep desa wisata ini mencakup kegiatan yang bersinggungan langsung dengan kehidupan masyarakat setempat, seperti belajar bertani, membuat kerajinan tradisional, hingga mengenal adat dan budaya lokal. Semua ini memberikan pengalaman liburan yang tidak hanya seru tetapi juga memperkaya wawasan anak-anak.

Menumbuhkan Kepedulian dan Wawasan Sejak Dini

Salah satu contoh desa wisata edukatif adalah kegiatan pengenalan penyu di kawasan Pantai Pasir Jambak, Kota Padang. Pengunjung, terutama anak-anak, diajak untuk memahami pentingnya menjaga ekosistem laut dan melestarikan satwa yang hampir punah. Ini menjadi contoh nyata bagaimana wisata dapat menjadi sarana edukasi lingkungan yang efektif.

Kegiatan lain yang juga menjadi daya tarik antara lain adalah:

  • Workshop kerajinan tangan dari bahan alam.

  • Belajar proses tanam dan panen padi secara tradisional.

  • Mengenal alat musik dan tarian tradisional Minangkabau.

  • Simulasi kegiatan adat seperti batagak penghulu dan alek nagari.

Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat

Program pengembangan desa wisata edukatif ini tidak hanya dilakukan oleh Dinas Pariwisata, tetapi juga melibatkan pemerintah kabupaten dan kota. Melalui kolaborasi ini, berbagai desa dilatih dan dibekali agar mampu menyambut wisatawan, khususnya anak-anak sekolah, dengan konsep wisata yang mendidik namun tetap menghibur.

Fajri menambahkan bahwa dengan semangat kolaborasi ini, libur sekolah tahun ini diharapkan menjadi lebih bermakna dan tidak sekadar jalan-jalan biasa.

“Kami optimis, melalui desa wisata edukatif, pelajar dan keluarganya bisa menikmati liburan yang menyenangkan sekaligus menambah nilai pendidikan. Ini menjadi peluang besar untuk memperkenalkan budaya lokal sejak dini,” pungkasnya

Desa Wisata: Investasi Jangka Panjang Pariwisata Berbasis Edukasi

Dengan meningkatnya minat terhadap wisata yang ramah anak dan memiliki nilai edukasi, desa wisata di Sumatera Barat berpeluang menjadi daya tarik utama tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga nasional. Selain mendorong pertumbuhan ekonomi desa, program ini juga memperkuat identitas budaya masyarakat Minangkabau.

Desa wisata edukatif terbukti mampu menjembatani kebutuhan wisata keluarga yang mencari nilai lebih dari sekadar hiburan. Liburan sekolah pun berubah menjadi momen eksplorasi, pembelajaran, dan peningkatan kesadaran budaya serta lingkungan.

Kesimpulan

Liburan sekolah bukan hanya soal bersenang-senang. Di Sumatera Barat, liburan juga bisa menjadi ajang pembelajaran yang menyenangkan dan mendalam lewat desa wisata edukatif. Dengan 338 desa wisata yang telah disiapkan, anak-anak dan keluarga memiliki banyak pilihan untuk mengisi waktu liburan secara produktif. Ke depan, pendekatan wisata berbasis edukasi ini diharapkan bisa menjadi model nasional dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Sumber :rri.co.id

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top