
Jawa Barat tidak hanya dikenal dengan panorama alamnya yang memesona, namun juga menyimpan kekayaan budaya dan sosial yang luar biasa di setiap desanya. Saat ini, terdapat lebih dari 600 desa wisata di Jawa Barat yang tengah dikembangkan, dan jumlah ini terus bertambah. Fenomena ini menjadi peluang besar dalam mendongkrak sektor ekonomi kreatif dan pariwisata yang berkelanjutan.
Seiring upaya pemerintah provinsi dan berbagai pemangku kepentingan, pengembangan desa wisata semakin diarahkan agar berbasis pada partisipasi aktif masyarakat. Dengan mengangkat keunikan lokal serta pengalaman langsung yang tak bisa ditemukan di tempat lain, desa wisata berpotensi menjadi ujung tombak pertumbuhan ekonomi daerah.
Potensi Besar Desa Wisata di Jawa Barat
Dari total 5.311 desa di Jawa Barat, setidaknya 682 desa telah mulai dikembangkan sebagai desa wisata. Ini menunjukkan bahwa provinsi ini memiliki potensi luar biasa dalam sektor pariwisata berbasis komunitas. Desa-desa tersebut tidak hanya tersebar di wilayah pedesaan, tetapi juga merambah ke kampung-kampung unik di kawasan perkotaan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Iendra Sofyan, menuturkan bahwa destinasi wisata di Jabar tidak lagi hanya bertumpu pada keindahan alam, tetapi mulai merambah ke wisata buatan seperti wisata budaya dan gastronomi. Hal ini membuka peluang besar bagi desa wisata untuk menjadi pusat atraksi yang menyajikan keaslian budaya dan kekayaan lokal.
Pengembangan Desa Wisata Harus Berbasis Masyarakat
Penting untuk dicatat bahwa pembangunan desa wisata tidak boleh lepas dari masyarakatnya sendiri. Dosen pariwisata dan pakar perencanaan kawasan wisata dari Universitas Agung Podomoro, Asep Syaiful Bahri, menegaskan bahwa pembangunan harus berbasis masyarakat dan berorientasi pada pengalaman wisatawan.
Menurutnya, wisatawan masa kini mencari pengalaman yang autentik. Misalnya, wisatawan bisa diajak menginap di rumah warga, mencabut singkong dari kebun, hingga menanam padi di sawah. Kegiatan sederhana ini justru menjadi daya tarik utama yang menciptakan kesan mendalam dan membangun koneksi emosional antara pengunjung dan warga desa.
Kisah Sukses Desa Wisata Hanjeli di Sukabumi
Salah satu contoh nyata keberhasilan pengembangan desa wisata adalah Desa Hanjeli di Kabupaten Sukabumi. Praktisi desa wisata, Asep Hidayat Mustopa, memulai inisiatifnya dari potensi lokal—yaitu tanaman hanjeli yang kaya manfaat dan unik secara biodiversitas.
Tanaman hanjeli memiliki berbagai jenis, mulai dari hanjeli ketan, hanjeli batok hingga hanjeli batu yang cocok untuk produk kerajinan. Hanjeli juga diketahui bebas gluten dan kaya protein, menjadikannya produk bernilai tinggi yang bisa dibawa pulang wisatawan sebagai oleh-oleh.
Model pengembangan berbasis potensi lokal dan keterlibatan aktif masyarakat ini telah berhasil menjadikan Desa Hanjeli sebagai destinasi wisata edukatif dan kuliner yang mengundang minat banyak wisatawan domestik dan internasional.
Peran Strategis Ekonomi Kreatif dan Dukungan Lintas Sektor
Meskipun pariwisata berkontribusi sekitar 3,2% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat pada 2023, angka ini dinilai masih bisa ditingkatkan. Kontribusi dari sektor ekonomi kreatif juga baru menyentuh kisaran 11-17%.
Ekonom dari Bank Indonesia, Yon Widiyono, menegaskan bahwa desa wisata bisa memberikan dampak ekonomi berantai. Keberadaan desa wisata tak hanya menguntungkan satu sektor, tetapi juga mendorong perputaran ekonomi di bidang transportasi, penginapan, hingga UMKM lokal.
Bank Indonesia pun berkomitmen mendukung pengembangan desa wisata sebagai upaya strategis untuk memperluas serapan tenaga kerja serta memperkuat ekonomi lokal yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Ratusan desa wisata di Jawa Barat membuka harapan besar untuk memajukan sektor ekonomi kreatif Indonesia, khususnya jika dikembangkan secara terencana dan inklusif. Kunci keberhasilannya adalah keterlibatan aktif masyarakat serta penekanan pada pengalaman otentik yang unik dan tak tergantikan.
Dengan dukungan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan lembaga keuangan, desa wisata bisa menjadi ujung tombak pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan. Jawa Barat memiliki semua modal untuk mewujudkan hal ini—sumber daya alam, kekayaan budaya, serta masyarakat yang siap untuk tumbuh bersama.
Sumber :pikiran-rakyat.com
