
Kabupaten Kuningan, yang terletak di bagian timur Provinsi Jawa Barat, tidak hanya dikenal dengan kekayaan alamnya, tetapi juga memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata, khususnya desa wisata. Berdasarkan data dari Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kuningan, terdapat 25 desa wisata yang tersebar di berbagai wilayah. Keberadaan desa wisata ini diyakini bisa menjadi motor penggerak ekonomi lokal jika dikelola dengan tepat. Artikel ini akan membahas bagaimana potensi desa wisata Kuningan dapat dikembangkan secara optimal untuk mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
1. Pemetaan Kategori dan Status Desa Wisata
Desa wisata di Kuningan terbagi dalam empat kategori perkembangan: rintisan (15 desa), berkembang (5 desa), maju (3 desa), dan mandiri (2 desa). Salah satu desa wisata mandiri yang menjadi contoh sukses adalah Desa Wisata Cibuntu, yang menawarkan berbagai jenis wisata mulai dari agrowisata, wisata budaya, hingga kuliner khas.
Beberapa desa lain seperti Cibeureum, Cisantana, dan Pajambon juga menunjukkan potensi besar meskipun masih dalam tahap rintisan atau berkembang. Dengan peningkatan fasilitas dan pelatihan sumber daya manusia (SDM), desa-desa ini diyakini bisa naik status dan menjadi destinasi wisata unggulan.
2. Faktor Penghambat dan Tantangan Pengembangan
Salah satu kendala utama dalam pengembangan desa wisata di Kuningan adalah minimnya kreativitas dan inovasi dari pengelola lokal. Menurut Ritto Riswanto, Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Disporapar Kuningan, konsep live in atau tinggal bersama warga desa belum berjalan maksimal karena belum adanya paket wisata yang menarik atau homestay yang memadai.
Padahal, wisatawan saat ini mencari pengalaman yang otentik, bukan sekadar kunjungan singkat. Oleh karena itu, dibutuhkan peran aktif masyarakat dalam menyusun program wisata yang inovatif dan berkelanjutan.
3. Solusi Strategis: Koperasi Merah Putih dan Pendampingan
Untuk mengatasi hambatan tersebut, pemerintah daerah mengusulkan pendekatan melalui koperasi merah putih, yang bertugas membantu desa dalam menyusun business plan di sektor pariwisata. Desa seperti Pajambon yang memiliki koperasi aktif telah mulai didampingi oleh Dinas Pariwisata agar bisa fokus pada pengembangan potensi wisatanya.
Selain itu, pendampingan berupa pelatihan SDM, pelatihan barista untuk desa wisata kopi, serta strategi pemasaran digital juga mulai diterapkan. Penggunaan teknologi dalam promosi dan manajemen pariwisata menjadi salah satu kunci untuk mengoptimalkan daya tarik desa wisata di era digital saat ini.
4. Dampak Ekonomi yang Diharapkan
Jika desa wisata dikelola secara serius, dampak ekonomi yang dihasilkan bisa sangat signifikan. Warga lokal dapat terlibat dalam berbagai sektor, mulai dari penyediaan homestay, produksi kuliner lokal, kerajinan tangan, hingga menjadi pemandu wisata. UMKM lokal juga akan mendapat manfaat dari peningkatan kunjungan wisatawan.
Lebih jauh, pengembangan desa wisata juga mampu menghidupkan kembali sektor pertanian, perkebunan, dan seni budaya yang menjadi identitas khas setiap desa.
5. Peran Pemuda dan BUMDes dalam Pemasaran
Pemuda desa dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi elemen penting dalam proses pengembangan dan pemasaran destinasi wisata. Mereka diharapkan menjadi motor penggerak inovasi dan adaptasi teknologi seperti penggunaan media sosial, marketplace digital, dan pembuatan konten promosi kreatif.
Kolaborasi antar sektor juga penting, termasuk keterlibatan sekolah dan institusi pendidikan dalam kunjungan edukatif, serta sinergi dengan pihak swasta untuk mendukung infrastruktur dan pelatihan.
Kesimpulan
Potensi desa wisata di Kuningan bukan hanya menjadi harapan semata, tetapi bisa menjadi kenyataan jika didukung oleh komitmen dari semua pihak—pemerintah desa, masyarakat, koperasi, dan generasi muda. Dengan pendekatan strategis seperti pendampingan SDM, pembentukan koperasi, dan pemanfaatan teknologi, potensi desa wisata Kuningan bisa menjadi kekuatan ekonomi lokal yang berkelanjutan. Investasi pada desa wisata adalah investasi pada masa depan daerah yang lebih mandiri dan sejahtera.
Sumber :detik.com
