Pemda DIY Bagi Beban Kunjungan Wisata, Ini Alasannya

Pembukaan Tol Jogja-Solo telah mempercepat akses wisatawan menuju Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang selama ini dikenal sebagai salah satu destinasi favorit di Indonesia. Namun, kemudahan akses ini juga memunculkan potensi overtourism yang dapat memengaruhi kenyamanan wisatawan serta keberlanjutan destinasi. Menyikapi hal ini, Pemda DIY menerapkan strategi pembagian beban kunjungan wisata, baik dari sisi waktu maupun wilayah kunjungan.

Lonjakan Wisatawan Pasca Operasional Tol Jogja-Solo

Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Baperida) DIY, Ni Made Dwi Panti, peningkatan arus wisatawan sebenarnya sudah terjadi sejak beroperasinya tol Trans Jawa. Namun, dengan dibukanya pintu tol di Sleman Timur, perjalanan menuju DIY menjadi lebih cepat dan praktis.

Berdasarkan data Mobile Positioning Data (MPD) dari Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, sepanjang tahun 2024 tercatat 38 juta pergerakan orang ke DIY. Sementara pada 2025, hingga bulan Juni saja, sudah mencapai 20 juta pergerakan wisatawan. Lonjakan ini menegaskan bahwa DIY semakin diminati sebagai tujuan utama wisata domestik.

Strategi Pemda DIY Mengatasi Overtourism

Untuk mencegah dampak negatif dari tingginya kunjungan wisata, Pemda DIY menerapkan dua strategi utama:

1. Pembagian Kunjungan Berdasarkan Waktu

Musim liburan puncak (high season) di DIY biasanya terjadi pada triwulan ketiga, terutama menjelang akhir tahun hingga pergantian tahun baru. Pada periode ini, destinasi populer seperti Malioboro, Keraton Yogyakarta, dan Candi Prambanan sering dipadati wisatawan.

Untuk mengatasi hal ini, Pemda DIY mendorong penyelenggaraan kegiatan MICE (Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions) serta berbagai event pada triwulan pertama dan kedua atau saat low season. Langkah ini bertujuan menarik kunjungan wisatawan di luar musim puncak sehingga distribusi wisata lebih merata sepanjang tahun.

2. Pembagian Kunjungan Berdasarkan Wilayah

Sebagian besar wisatawan yang datang ke DIY masih terpusat di wilayah perkotaan, terutama Kota Yogyakarta. Pemda DIY kini mendorong pengembangan destinasi di wilayah luar perkotaan, seperti Gunungkidul, Kulon Progo, dan Bantul.

Peningkatan konektivitas antar wilayah menjadi salah satu fokus utama, termasuk perbaikan akses jalan dan transportasi menuju destinasi potensial. Dengan langkah ini, wisatawan diharapkan tertarik menjelajahi daerah yang masih memiliki kapasitas lebih luas dan suasana yang lebih tenang, sekaligus mengurangi tekanan di pusat kota.

Manfaat Strategi Pembagian Beban Wisata

Langkah pembagian beban wisata ini diharapkan memberikan beberapa dampak positif:

  • Mengurangi kepadatan wisatawan di pusat kota saat musim liburan.

  • Meningkatkan kunjungan ke destinasi baru di kabupaten yang memiliki potensi wisata alam dan budaya.

  • Memperpanjang lama tinggal wisatawan, karena lebih banyak pilihan destinasi yang bisa dijelajahi.

  • Mendukung pemerataan ekonomi pariwisata di seluruh wilayah DIY.

Kesimpulan

Dengan meningkatnya kunjungan wisata ke Yogyakarta akibat pembukaan Tol Jogja-Solo, Pemda DIY mengambil langkah strategis untuk membagi beban wisata baik dari segi waktu maupun wilayah. Strategi ini tidak hanya bertujuan mengurangi dampak overtourism, tetapi juga mendorong pemerataan destinasi wisata dan ekonomi lokal.

Bagi wisatawan, pembagian ini akan menghadirkan pengalaman yang lebih nyaman dan beragam ketika berkunjung ke Yogyakarta.

Sumber : harianjogja.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top