
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-55, Desa Wisata Lalang di Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, menggelar Festival Danau Limau pada Senin, 7 Juli 2025. Festival yang mengusung tema “Mengangkat Kearifan Lokal Desa” ini menjadi wujud nyata dari upaya pelestarian budaya sekaligus penguatan sektor pariwisata berbasis komunitas.
Acara ini resmi dibuka oleh Bupati Kotawaringin Barat yang diwakili oleh Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata, Edie Faganti, yang menekankan pentingnya peran budaya dan kolaborasi lintas sektor dalam pengembangan potensi desa wisata.
Panggung Strategis untuk Kolaborasi dan Pemberdayaan
Lebih dari sekadar perayaan tahunan, Festival Danau Limau adalah ajang kolaboratif pentahelix yang melibatkan unsur pemerintah, swasta, komunitas, akademisi, dan media. Edie Faganti dalam sambutannya mengatakan bahwa festival ini merupakan simbol dari transformasi sosial yang berakar pada nilai-nilai lokal dan kearifan masyarakat Desa Lalang.
“Pariwisata yang kita dorong bukan hanya soal kunjungan, melainkan proses pemberdayaan, pelestarian, dan pembelajaran,” tegasnya.
Rangkaian Kegiatan Sarat Makna Budaya
Festival ini menghadirkan berbagai kegiatan budaya yang menggugah semangat dan memperkuat identitas desa. Dua acara kuliner utama yakni menyalai ikan dan memasak ketupat Ma’lambeh, menjadi daya tarik tersendiri. Kegiatan ini tidak hanya menyuguhkan cita rasa khas lokal, tetapi juga membawa nilai-nilai filosofis yang diwariskan secara turun-temurun.
Selain itu, pengunjung juga disuguhkan dengan:
-
Lomba dayung dan mancing di Danau Limau
-
Lomba panjat pinang
-
Pameran kerajinan tangan lokal
-
Lomba masak kuliner tradisional
-
Penampilan tari kreasi Paris Berantai oleh PAUD Limau Indah
-
Aksi bela diri dari perguruan pencak silat Lawang Sekepeng
Antusiasme dan Partisipasi Masyarakat yang Luar Biasa
Ratusan pengunjung dari berbagai daerah turut memadati area Danau Limau. Kemeriahan festival mencerminkan antusiasme warga dan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga warisan budaya. Festival ini juga memberikan ruang bagi anak-anak dan pelajar untuk belajar langsung tentang budaya lokal melalui workshop dan permainan tradisional.
Kepala Desa Lalang, Muhammad Alfansuri, menyampaikan kebanggaannya atas pencapaian desa yang kini dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Kalimantan Tengah. “Festival ini memperkuat identitas kita sebagai desa budaya. Terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat,” katanya.
Menuju Pariwisata yang Lestari dan Inklusif
Festival Danau Limau bukan hanya simbol kebahagiaan ulang tahun desa, tetapi juga sebuah manifestasi nyata dari konsep pariwisata berkelanjutan. Inisiatif ini tidak hanya menyasar wisatawan, tetapi juga mendidik generasi muda tentang pentingnya melestarikan budaya dan lingkungan sekitar.
Melalui keseimbangan antara pelestarian tradisi dan inovasi kegiatan, Desa Wisata Lalang memperlihatkan bahwa pengembangan pariwisata harus menyatu dengan identitas lokal. Inilah yang menjadikan Festival Danau Limau sebagai salah satu role model dalam membangun destinasi berbasis komunitas.
Kesimpulan
Dengan semangat kebersamaan, Festival Danau Limau menjadi momen berharga yang memperkuat posisi Desa Wisata Lalang sebagai benteng budaya yang dinamis. Perayaan HUT ke-55 bukan hanya soal peringatan usia, tetapi juga penegasan jati diri, harapan, dan komitmen terhadap masa depan yang berakar pada tradisi.
Festival ini menegaskan bahwa membangun desa bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga menyulam ingatan kolektif, menghidupkan kearifan lokal, dan menjadikan budaya sebagai fondasi keberlanjutan.
Sumber : RRI.co.id
